Senin s.d Jumat : 10.00 - 17.00

|

Sabtu & Minggu : Janji Temu / Online

Jl. Warung Jati Timur No. 27A, Kel. Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta

maqbulah@gmail.com

Rekomendasi Artikel

Separuh Jemaah Haji Wafat 2025 dari RI, Saudi Minta Syarat Kesehatan Diperketat

Pemerintah Arab Saudi menyoroti tingginya angka kematian jemaah haji asal Indonesia pada musim haji 2025. Data menunjukkan, lebih dari separuh jemaah yang wafat tahun ini berasal dari Indonesia.


Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH), Mochammad Irfan Yusuf, menyampaikan bahwa otoritas Saudi secara langsung menyampaikan keprihatinannya.


β€œHaji tidak boleh menjadi ajang kematian massal,” tegas Irfan saat mengutip pesan dari pemerintah Saudi, dalam acara Silaturahmi Nasional Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (FK KBIHU) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (20/8).


Data Kematian Jadi Sorotan Saudi

Irfan menjelaskan, sejak awal pelaksanaan haji 2025, pemerintah Saudi sudah menyampaikan kekhawatirannya. Sebanyak 28 jemaah Indonesia wafat bahkan sebelum wukuf, dan enam lainnya meninggal di dalam pesawat.


β€œSaudi mempertanyakan, bagaimana standar istitoah (kemampuan) kesehatan jemaah haji Indonesia? Kita tidak bisa menjawab itu dengan alasan bahwa ada jemaah yang memang ingin wafat di Tanah Suci,” ujar Irfan.


Sehari sebelum puncak haji, Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Irfan dipanggil khusus oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi untuk membicarakan masalah tersebut.


β€œIronisnya, dari ratusan jemaah yang wafat, separuhnya berasal dari Indonesia,” imbuhnya.


Saudi Desak Perketat Istithaah

Menurut Irfan, Arab Saudi meminta pemerintah Indonesia meninjau ulang standar istithaah kesehatan β€” syarat kemampuan fisik dan medis yang wajib dipenuhi calon jemaah haji.


β€œSaudi ingin pelaksanaan haji tidak menjadi ladang kematian. Mereka minta agar yang berangkat benar-benar jemaah yang sehat,” kata Irfan.


Irfan juga mengingatkan peran KBIHU agar tidak hanya fokus pada bimbingan ibadah, tetapi juga mengedukasi calon jemaah terkait pentingnya menjaga kesehatan.


β€œKalau memang tidak layak terbang karena kondisi kesehatan, tidak perlu kecewa terlalu dalam. Ini demi keselamatan dan kesempurnaan ibadah juga,” ucapnya.


Dukungan KBIHU

Ketua Umum FK KBIHU, KH Manarul Hidayat, menyambut baik imbauan itu. Ia menegaskan pihaknya siap bekerja sama dengan pemerintah demi kesuksesan penyelenggaraan haji dan umrah di masa depan.


β€œKami siap bekerja sama, termasuk dengan badan atau kementerian baru yang nanti berwenang menyelenggarakan haji,” kata Manarul.


Manarul menambahkan, para pembimbing KBIHU perlu terus memberi pesan positif kepada calon jemaah.


β€œSampaikan dengan baik, jangan sampai masyarakat malah takut berhaji. Sebaliknya, kita harus membuat mereka semakin ingin berhaji,” tuturnya.


Ia juga menekankan, doa saat haji tidak harus dalam bahasa Arab. β€œDoa dengan bahasa daerah sekalipun akan tetap didengar dan dipahami oleh Allah SWT,” jelasnya.


Selain spiritual, aspek fisik juga harus disiapkan. β€œKarena ibadah haji itu sebagian besar adalah aktivitas fisik. Jadi, persiapkan juga tubuhnya, bukan hanya batinnya,” pungkasnya.


SUMBER : HIMPUH